Membangun Gerakan Muslim Progresif: Peran Perempuan dalam Isu Aborsi dan Childfree

Jakarta – The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia mendukung agenda D𝐢𝐬𝐤𝐮𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐁𝐞𝐝𝐚𝐡 𝐁𝐮𝐤𝐮 ”𝐃𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐛𝐨𝐫𝐬𝐢 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐂𝐡𝐢𝐥𝐝𝐟𝐫𝐞𝐞: 𝐁𝐚𝐠𝐚𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐛𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚?” yang diselenggarakan oleh Persatuan Sekolah Perempuan Perdamaian (PSPP), Forum Ulama Perempuan Madura dan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Cabang Sumenep, Rabu (3 Juli 2024). Agenda yang diselenggarakan secara online tersebut berhasil memperkuat pemahaman atas keputusan aborsi yang perlu mempertimbangkan kondisi fisik dan psikis perempuan secara menyeluruh.

Menurut salah satu Presidium Sekolah Perempuan Perdamaian, Raudlatun Odax, keputusan aborsi bukan hanya dari perspektif agama atau hukum semata. Hal ini sesuai dengan konsep maqashid syariah dalam Islam, yaitu tujuan utama hukum Islam adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia.

”Oleh karena itu, dalam kasus aborsi, pertimbangan kondisi nyata perempuan menjadi sangat penting, terutama dalam kasus-kasus seperti kehamilan akibat perkosaan atau kondisi medis yang mengancam jiwa,” tegasnya usai agenda.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur AMAN Indonesia Ruby Kholifah menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara acara bedah buku. Dalam kesempatan tersebut dirinya menekankan pentingnya mengasah nalar kritis dan melakukan pendidikan publik, terutama dalam konteks kebangsaan yang sedang berduka.

”AMAN Indonesia berkomitmen untuk membangun gerakan muslim progresif dengan fokus pada pemberdayaan perempuan, advokasi, dan penyebaran tafsir progresif. Aman Indonesia aktif dalam mendukung ketahanan masyarakat melalui peran perempuan, bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Persatuan Sekolah Perempuan,” terangnya.

Selain itu, diungkap olehnya, saat ini Sekolah Perempuan juga melakukan advokasi di tingkat nasional dan daerah, berfokus pada isu-isu konflik sosial dan pencegahan ekstremisme kekerasan. Ruby Kholifah juga berbagi pengalaman pribadinya sebagai seorang childfree, yaitu keputusan untuk tidak memiliki anak. Bahkan, dalam kesempatan tersebut dirinya menekankan pentingnya menghormati hak reproduksi dan hak seksual perempuan.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah menghargai keputusan setiap individu terkait pilihan hidup mereka. Dirinya berharap diskusi-diskusi seperti ini dapat membantu masyarakat memahami isu-isu seperti childfree dan aborsi secara lebih baik, serta mendorong penggunaan tafsir keagamaan yang lebih progresif dan berpihak pada perempuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.