(SERI 1) LOKALATIH PENINGKATAN KAPASITAS OMS UNTUK PEMAJUAN AGENDA WOMEN, PEACE, AND SECURITY DI SOLO

Agenda Resolusi 1325 DK PBB tentang Women, Peace, dan Security telah diadopsi di Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2014 tentang Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS). Selama kurang lebih 11 tahun implementasi agenda WPS di Indonesia, Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) mengambil peran dan berkontribusi sangat signifikan baik melakukan sosialisasi, implementasi hingga pemantauan di nasional, maupun mendorong pelokalan kebijakan ini di berbagai daerah. 

AMAN Indonesia menjadi bagian dari OMS yang turut terlibat dalam penyusunan, pemantauan dan membumikan implementasi agenda WPS di Indonesia. Didukung oleh UN Women, AMAN Indonesia menyelenggarakan dan memfasilitasi Lokalatih Peningkatan Kapasitas OMS untuk Pemajuan Agenda Women, Peace, and Security (WPS) di 3 wilayah, Solo salah satunya. 

Lokalatih ini dimulai secara online serentak dihadiri  80 peserta dari 80 OMS pada Senin, 19 Mei 2025. Sebagai pengantar, para peserta dibekali dengan bacaan dan video lecturing  terkait WPS seperti; dokumen Resolusi DK PBB 1325, Beijing Platform for Action, CEDAW, SDGs, Buku Perempuan dan Perdamaian; Adopsi Resolusi 1325 di Indonesia, dan video WPS Lecturing di kanal YouTube She Builds Peace Indonesia

Kemudian lokalatih secara offline diselenggarakan secara paralel. Lokalatih pertama bertempat di Solo pada 22-23 Mei 2025. Melibatkan 26 peserta perwakilan OMS di Solo dan sekitarnya, lokalatih ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan OMS yang berfokus pada isu perempuan tentang kerangka pikir perempuan, perdamaian dan keamanan (women, peace and security/WPS) dalam pencegahan konflik. 

Memahami instrumen global terkait pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak dalam konflik sosial, serta meningkatkan koordinasi dan memperkuat jejaring antara kelompok perempuan, OMS dan pemangku kepentingan lainnya dalam mendukung pemajuan agenda WPS di Indonesia juga menjadi tujuan yang dicapai dalam lokalatih ini. 

Di samping itu, lokalatih ini juga berupaya meningkatkan pemahaman terkait keamanan insani dalam konteks keamanan non tradisional, bukan hanya dalam situasi konflik bersenjata. Keamanan Insani ini menggunakan pendekatan yang menempatkan perlindungan dan pemberdayaan manusia sebagai inti upaya menciptakan rasa aman dari berbagai ancaman, baik fisik maupun non-fisik.

Selama lokalatih berlangsung, para peserta juga dikenalkan dengan konflik dan praktik baik kepemimpinan perempuan dan gerakan perdamaian yang terjadi di negara lain seperti Liberia melalui film Pray the Devil Back to Hell. 

Film dokumentar ini memudahkan peserta memahami bagaimana gerakan perempuan bekerja, strategi dan pendekatan apa yang digunakan, aktor siapa saja yang penting terlibat, serta narasi apa yang disampaikan dalam proses membangun perdamaian. “Lokalatih ini memberikan pemahaman bagi saya bahwa di situasi konflik, perempuan tidak hanya menjadi korban, melainkan mampu menjadi agen perdamaian,” tutur Agus Wedi dari Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM-PIN) UIN Surakarta.  

Tidak sekedar memahami materi atau teori, peserta juga berlatih menganalisis konflik menggunakan alat three boxes analysis untuk memahami akar konflik berdasarkan faktor pendorong perdamaian, faktor dan aktor yang dapat menghambat dan memicu konflik, maupun tokoh yang memilih “abu-abu” atau tidak mengambil sikap. 

Dengan menggunakan pendekatan Reflective Structured Dialogue (RSD), lokalatih ini juga memperjelas relevansi kerja-kerja OMS yang berkontribusi pada pemajuan agenda WPS. “Kami (AMAN Indonesia) merasa penting hadir di berbagai tempat karena intervensi persoalan kekerasan berbasis gender isunya semakin meluas ke ranah keamanan digital, migrasi, krisis iklim, ekstremisme kekerasan, sehingga lokalatih ini diharapkan dapat mendorong OMS di Indonesia menerapkan kerangka WPS dalam kerja-kerja lembaganya,” ucap Ruby Kholifah, Country Representative AMAN Indonesia. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *