Jakarta – Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia Ruby Kholifah berbagi praktik baik Indonesia membangun kekuatan kolektif untuk membumikan agenda Women, Peace and Security (WPS). Dalam agenda tersebut berbagi panel dengan narasumber lainnya yaitu Kristinna Tanghal, Bangsamoro Women Commission (Philippines), Fatin Jamjuree, Civic Women (Thailand). dan Nguyen Van Anh, CSAGA (Vietnam).
Seperti telah diketahui, hanya Filipina dan Indonesia, negara ASEAN yang menjalankan Rencana Aksi Nasional WPS. Di Indonesia, dijalankan dengan menggunakan nama Rancangan Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3AKS). Diungkap oleh Ruby, strategi AMAN Indonesia dalam mendorongkan agenda WPS melalui 4 cara yaitu membangun basis dengan penguatan organisasi perempuan akar rumput, mengkonsolidasikan suara progresif.
”Konsolidasi suara progresif ini termasuk mendukung agar gerakan perdamaian tumbuh di berbagai daerah, advokasi dengan kekuatan kolektif, dan penyebaran tafsir progresif,” terangnya pada presentasi, Rabu (24 April 2024).
Pada 2023, AMAN Indonesia bekerja dengan 291 partners, dalam mendorongkan agenda perempuan, perdamaian dan keamanan, dengan berbagai level intervensi. Gerakan AMAN Indonesia terkonsolidasi sejumlah dalam sejumlah website. Mulai dari website AMAN Indonesia, K-hub WGWC, kupipedia dan ke depan aka nada K-hub WPS. Website tersebut sebagai upaya untuk merapikan pengetahuan, kerja, hingga advokasi WPS yang telah dijalan.
Harapan lainnya adalah gap antara nasional-daerah, pemerintah-lokal, dan senior-yunior, bisa teratasi. Tantangan utama saat ini adalah “beyond document”, memiliki kebijakan tidak cukup. Perlu adanya system yang transparansi dan akuntable serta kerjasama lintas aktor untuk bisa menjalan kebijakan tersebut.
”Kebijakan saja tidak akan mengubah kehidupan masyarakat, khususnya perempuan Indonesia,” pungkasnya.