Sekolah Pondok Bambu Gelar Kampanye Stop KDRT

Wajah buram tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) masih menjadi menghantui masyarakat Ibukota. Dalam catatan Komnas Perempuan, Kasus kekerasan terhadap perempuan di DKI Jakarta menduduki peringkat paling tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tercatat, selama tahun 2020 terjadi 2.461 kasus kekerasan terhadap perempuan di Ibu Kota. 

Masalah KDRT pun menjadi komitmen keduanya bagi dirinya, agar KDRT tidak terjadi lagi di lingkungan keluarganya. Serta meminimalisir kasus KDRT di lingkungannya. Dampak dari KDRT, menurutnya, adalah anak. Anak-anak sering terlantar akibat masalah orangtua. Komitmen ketiga, untuk di lingkungan keluarganya jangan sampai ada perselisihan, harus ada perdamaianan antar tetangga dan di dalam keluarga.

 Dalam sebuah wawancara, suaranya sangat menggebu-gebu untuk menceritakan setiap perubahan yang terjadi pada keluarganya. Dia sangat bangga pada anak-anaknya dan istrinya. Diakui olehnya ada banyak kejadian yang mengubah dirinya. Salah satunya, prihal adil. Dirinya baru menyadari, jika adil bukan prihal nominal. Tapi segala aspek harus diperhatikan. Begitu cerita Pak Sirto, Suami dari Bu Rohimah sedikit cerita tentang KDRT.

Kemarin, saat peringatan International Women’s Day (IWD) 2023, Ibu-ibu Sekolah Perempuan Pondok Bambu melakukan kampanye cegah KDRT. Agenda di gelar bersamaaan dengan gebyar Paud di Pondok Bambu. Terdapat 13 Rukun Warga (RW) yang turut dalam agenda tersebut. Hal tersebut dituturkan oleh Ibu Rohimah, Ketua Sekolah Perempuan Perdamaian Pondok Bambu.

”Kita perlu terus mengkampanyekan stop KDRT kepada masyarakat. Karena di Jakarta, terutama di Pondok Bambu masih banyak yang melakukan KDRT,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut juga dirinya menceritakan jika kampanye kali ini cukup efektif. Karena bisa membangun kesadaran bagi masyarakat di kelurahan Pondok Bambu. Sebab, ada 200 orang yang datang. Dan bekerjasama dengan RPTRA setempat. Dirinya merasa jika kampanye KDRT ini disambut baik banyak pihak. ”Kita juga kerjasama dengan RPTRA Pondok Bambu. Sehingga, semua orang lebih perhatikan kepada kasus KDRT yang terjadi,” ungkapnya.

Dirinya berharap, jika kasus KDRT bisa menurun. Karena, dampaknya tidak hanya pada kedua belah pihak. Dampak KDRT akan membawa trauma kepada anak-anak. Dirinya tidak ingin terdapat anak yang terdampak kasus KDRT. Terakhir, dari informasi yang dihimpun jika Kegiatan kampanye “Stop KDRT” ini merupakan bagian dari kampanye simpul raya AMAN Indonesia dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional dan Ulang Tahun AMAN Indonesia ke-16.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.