Resolusi 1325 menjadi salah satu kebijakan yang dapat mendorong inklusivitas perempuan dalam proses pembuatan kebijakan dan intervensi kerja perdamaian. AMAN Indonesia telah melakukan kerja-kerja tersebut bersama dengan Sekolah Perempuan Perdamaian yang berada di akar rumput. Sekolah perempuan menjadi ruang untuk mempercepat proses penempaan skill kepemimpinan perempuan di akar rumput.
Selain itu, Sekolah Perempuan Perdamaian menjadi salah satu cara agar perempuan bisa mengambil keputusan di tingkat paling rendah dengan suara dan perspektif perepuan. Tercatat, AMAN Indonesia sudah memiliki 41 Sekolah Perempuan yang tersebar di tujuh provinsi di Indonesia saat ini. Dengan begitu, diharapkan agar aspirasi perempuan didengarkan dan dijalankan oleh para pemangku kepentingan.
Belum lama ini, Sebanyak 8 orang anggota Sekolah Perempuan Perempuan Dusun Krecek dan Kepala Dusun Gletuk, Surono, melakukan sosialisasi tentang Sekolah Perempuan Perdamaian di Dusun Gletuk, Kaloran, Temanggung. Pertemuan tersebut dihadiri oleh 60 anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Gletuk. Rencanya, anggota PKK Dusun Gletuk akan menjadi anggota Sekolah Perempuan Perempuan di Dusun Gletuk.
Menurut Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan Jogjakarta, Maskur Hasan, pertemuan pertama tersebut telah disepakati ke depan akan dibentuk Sekolah Perempuan Perdamaian di Dusun Gletuk. ”Telah disepakati juga pertemuan ke selanjutnya akan difasilitasi AMAN Indonesia. Lalu, anggota Sekolah Perempuan Perdamaian yang semula mengikuti kelas di Dusun Krecek akan menjadi fasilitator,” ungkapnya.
Untuk Kelas Sekolah Perempuan, lanjutnya, akan dilakukan setiap 35 hari sekali. Hal tersebut sudah disepakati bersama dengan anggota PKK, Kepala Dusun dan Anggota Sekolah Perempuan lainnya. Pertemuan akan dimulai dengan membahas modul 1, seperti dengan Sekolah Perempuan lainnya.
Sedangkan Di Dusun Krecek, agenda Sekolah Perempuan telah dimulai kembali paska agenda Nyadran Perdamaian, Selasa (14 Februari 2023). Agenda dibuka dengan berdiskusi dengan salah satu peneliti dan wartawan Perancis, Anindia. Diskusi membahas tentang peran perempuan Dusun Krecek dalam agenda Nyadran Nyadran.
Dalam agenda nyadran, para anggota Sekolah Perempuan Perdamaian mendapatkan kepercayaan untuk menjadi panitia bersama dengan para pemuda. Dengan dipercayanya perempuan dalam agenda Nyadran Perdamaian menjadi terobosan baru diakuinya perempuan di ruang publik.