AMAN Indonesia dan Puan Menulis Gelar Strategis Planning

Semarang – Pada tahun 2020, Puan Menulis lahir sebagai simpul AMAN Indonesia yang fokus pada kepenulisan yang terdiri dari penulis muda perempuan yang bergerak dalam kerangka islam progresif, kesetaraan gender dan perdamaian. Anggota Puan Menulis berasal dari pelatihan kepenulisan yang digelar oleh AMAN Indonesia dan Mubadalah.id sejak 2017-2019. Dalam pelatihan kepenulisan tersebut terjadi 142 penulis, akan tetapi yang bergerak dan bergabung menjadi komunitas hanya 27 orang.

Memasuki tahun kedua lahirnya Puan Menulis, saat ini Puan Menulis telah memiliki 75 orang  anggota melalui open recruitmen. Selama tahun periode Januari-September 2022, Puan Menulis telah memproduksi 445 artikel yang dimuat di 12 media keislaman (arrahim, bincang Muslimah, alif.id, islami.co, mubadalah, jalan hijrah, pesantren.id, hidayatuna, harakatuna, neswa, iqra dan konde). Serta 2 orang penulis menjadi konten creator kumparan. Selain itu, setiap setiap bulannya, Puan Menulis akan mengisi sajian khusus di alif.id.

Saat ini, Puan Menulis memiliki tagline gerakan “Perempuan Menulis, Perempuan Berdaya”. Tagline tersebut menjadi keyakinan jika perempuan menulis, maka perempuan akan berdaya. Hal tersebut diyakini jika perempuan harus menulis agar cerita dari perempuan bisa terdokumentasikan serta mendorong perubahan, baik perubahan yang ada di akar rumput dan level lainnya. Pada 20-21 Januari 2023, AMAN Indonesia dan Puan Menulis menggelar Workshop Strategic Planning Puan Menulis di Semarang.

Dalam kesempatan tersebut Direktur AMAN Indonesia menjelaskan Gagasan komunitas penulis perempuan tercetus saat pertama kali Mubadalah tercetus. Dari situlah AMAN Indonesia ingin merekrut perempuan-perempuan yang inisiatif dan progresif yang nantinya dapat mencetak perempuan yang pandai dalam menulis.

”Hari ini adalah momentum bersejarah melalui kegiatan ini kita dapat mereformasi bersama-sama tujuan gerakan dengan Puan Menulis menjadi bagian dari gerakan AMAN Indonesia,” terangnya.

Diungkap olehnya, agenda ini menjadi gerbang pembuka yang bisa memenuhi kebutuhan dalam konteks kita melawan ujaran kebencian ataupun intoleransi. Secara intensif pergerakan masyarakat kita mengarah pada digital yang selalu meluangkan waktunya untuk mengakses ruang digital. Hadirnya Puan Menulis bisa menjadi contoh untuk gerakan lainnya. Gerakan Puan Menulis menunjukkan bahwa AMAN itu sangat serius dalam mencetak anak muda dalam dunia tulisan.

”Kematangan kalian berorganisasi. Mengandalkan memori kalian, pengalaman perempuan adalah otoritatif sehingga sah untuk menjadi ilmu pengetahuan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama Koordinator Puan Menulis Mualifa menegaskan jika agenda renstra Puan Menulis menjadi salah satu upaya konsolidasi gerakan perempuan untuk memperkuat jejaring dan menggemakan permasalahan perempuan. ”Tulisan-tulisan Puan Menulis telah memberikan warna narasi alternatif tentang isu-isu perempuan yang ada di media,” ungkapnya.

Menurutnya, Puan Menulis sebagai simpul AMAN Indonesia menjadi salah satu ikhtiar dalam berkontribusi untuk menarasikan isu Islam Progresif, kesetaraan gender dan perdamaian melalui media. ”Dan kacamata Women, Peace and Security (WPS) perlu menjadi pisau analisa di setiap tulisan Puan Menulis,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.