Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beberapa waktu lalu menggelar program Pusat Penguatan Karakter untuk ةemerangi salah satu dosa besar pendidikan, yakni intoleransi. Selama 2 bulan ini, (29-30 Oktober, 12-13 dan 19-20 November), 25 Master Trainer Nasional tengah mengujicoba modul kepada 1100 kepala sekolah dan guru se Indonesia.
Dari 25 master trainer nasional tersebut, tiga di antaranya adalah dari AMAN Indonesia. Yakni Design Monitoring & Evaluation Manager, Ghufron; Program Manager, Hanifah Haris; dan Koordinator Regional Jawa Tengah dan DIY, Maskur Hasan.
Rencananya pada tahun depan Kemendikbud akan menggelar kegiatan serupa dimana nanti ditargetkan ada 11.000 orang yang akan ditraining untuk menjadi sekolah penggerak yang menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian.
Adapun materi yang diberikan dalam training ini adalah kebinekaan global, nasional, penerimaan diri, kebinekaan di sekolah dan sekolah damai.
Program ini adalah upaya maju Kemendikbud untuk memerangi intoleransi di sekolah yang patut diapresiasi.
“Dengan melibatkan CSO yang memiliki pengalaman bekerja untuk penanaman nilai toleransi dan perdamaian, saya yakin program ini akan membuat perubahan signifikan di sekolah-sekolah untuk menciptakan sekolah damai,” ,” kata Hanifah menceritakan keterlibatannya dalam kegiatan ini.
Karenanya, sambungnya, program ini perlu dikawal terus, direview dan dievaluasi agar substansi materi yang disampaikan sesuai dengan konteks dan kebutuhan sekolah serta menyajikan situasi riil kondisi intoleransi dan radikalisme yang ada di masing-masing wilayah.[md]