Jakarta – Modul Dua Sekolah Perempuan telah diterapkan dalam pertemuan Basis Komunitas (Baskom) dan kader Baskom di Desa Gemblengan, Wonosobo, bulan Juni, lalu. Pertemuan ini diikuti oleh 25 anggota Baskom yang mendapatkan materi tentang komunikasi efektif. Materi tersebut dirancang untuk menjadi bekal bagi para konselor dalam menjalankan peran mereka di komunitas. Salah satu Presidium Sekolah Perempuan, Istiqomah, menjelaskan pentingnya materi ini bagi para konselor terutama untuk mendampingi masyarakat khususnya korban kekerasan.
Menurut Istiqomah, komunikasi yang efektif adalah keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap konselor. ”Salah satu materi dalam modul sekolah perempuan yaitu, tentang komunikasi efektif bisa dijadikan bekal bagi kader baskom dalam menjalankan tupoksinya menjadi konselor. Tentunya para konselor harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif,” ujar perempuan yang akrab disapa Isti.
Selain itu, Isti mengungkapkan bahwa modul Sekolah Perempuan juga mencakup materi tentang komunikasi nir-kekerasan. Materi ini dianggap sangat relevan dan penting untuk disampaikan dalam pertemuan Baskom. “Para konselor harus memiliki dasar komunikasi yang baik untuk mendampingi warga dan masyarakat. Modul Sekolah Perempuan bisa digunakan untuk memperkuat hal tersebut,” jelas Isti.
Dalam kesempatan yang sama, Isti menegaskan bahwa materi yang disampaikan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan agenda Baskom. Modul Sekolah Perempuan dinilai sangat interaktif dan mudah dipahami oleh peserta. “Materi Sekolah Perempuan dianggap sebagai materi yang interaktif dengan peserta. Bahkan, materi ini mudah dipahami oleh para peserta,” tambahnya.
Istiqomah juga menjelaskan bahwa pertemuan Baskom ini sebenarnya adalah pertemuan rutin yang diadakan untuk anggota komunitas. Namun, biasanya pertemuan tersebut hanya diisi dengan obrolan biasa. ”Pertemuan biasanya hanya diisi sharing antar anggota, maupun reshare materi dari pertemuan PKK di Kecamatan. Jika ada materi, materinya monoton. Dengan adanya materi dari Sekolah Perempuan, diharapkan bisa menjadi bekal yang berguna bagi para konselor,” jelasnya.
Pada pertemuan pertama ini, fasilitasi dilakukan dengan menggunakan gambar sebagai alat bantu. Gambar-gambar tersebut telah disediakan dan diulang oleh para peserta untuk membantu mereka memahami konsep komunikasi efektif. ”Penyampaian materi menggunakan metode gambar,” terangnya.
Dirinya menjelaskan jika pertemuan dibagi beberapa kelompok masing-masing kelompok terdiri dari dua orang, salah satu anggota kelompok dibagikan sebuah gambar yang sudah disediakan oleh fasilitator kemudian mereka menyampaikan kepada pasangan kelompoknya apa isi dalam gambar, dan pasangannya menggambarkan ulang isi gambar sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pasangan kelompoknya.
Modul Dua Sekolah Perempuan diharapkan dapat terus digunakan dalam pertemuan-pertemuan Baskom berikutnya untuk mendukung peningkatan kapasitas para konselor. Dengan demikian, para konselor akan lebih siap dalam menjalankan tugas pendampingan mereka di tengah masyarakat.
Penerapan modul ini juga menunjukkan komitmen Sekolah Perempuan dalam mendukung penguatan komunitas melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan. Harapannya, komunikasi yang efektif dan nir-kekerasan dapat menjadi norma dalam setiap interaksi sosial di komunitas tersebut.