Jakarta – Tujuh perempuan anggota Sekolah Perempuan Perdamaian Pondok Bambu, Jakarta Timur, ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi 2024. Tujuh orang tersebut terdiri dari lima orang menjadi Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) dan dua orang lainnya menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Ketujuh perempuan tersebut adalah Bu Elin, Bu Wiwin, Bu Titi, Bu Sapuroh, Bu Nur Aini, Bu Ciptaning, dan Bu Sri Subekti. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, pekerja informal, hingga aktivis perempuan.
Presidium Sekolah Perempuan, Rohimah Aisyah, merasa bersyukur atas partisipasi anggota SP Pondok Bambu dalam Pemilu 2024. Menurutnya, keterlibatan perempuan dalam penyelenggaraan dan pengawasan pemilu penting untuk mewujudkan demokrasi yang lebih inklusif dan berkeadilan.
”Dengan cara seperti ini, perempuan bisa ikut serta pesta demokrasi, selain hanya menggunakan hak pilihnya,” kata Ibu Rohimah melalui sambungan telepon, Selasa (23 Januari 2024).
Namun, Ibu Rohimah mengakui bahwa keterlibatan perempuan dalam penyelenggaraan dan pengawasan pemilu tidak mudah. Terutama dalam ranah pendidikan, banyak anggota SP yang tidak memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA).
Meskipun begitu, Ibu Rohimah tetap bersyukur atas partisipasi anggota SP Pondok Bambu. Ia berharap, keterlibatan perempuan dalam PTPS dan KPPS dapat membawa perspektif yang unik dan penting. Perempuan dikenal dengan ketelitian, kesabaran, dan kemampuan mereka untuk membangun konsensus. Kualitas-kualitas ini sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan Pemilu yang sukses.
Selain itu, Ibu Rohimah juga berharap bahwa keterlibatan perempuan dalam PTPS dan KPPS dapat menjadi bukti nyata bahwa perempuan mampu menjadi aktor penting dalam politik Indonesia. Partisipasi mereka tidak hanya berkontribusi pada penyelenggaraan Pemilu yang sukses, tetapi juga membuka jalan bagi kesetaraan gender dalam politik.
”Dengan terus mendukung dan mendorong partisipasi perempuan, kita semua dapat bersama-sama mewujudkan demokrasi yang lebih inklusif dan berkeadilan,” pungkasnya.