Jakarta – Dalam suasana keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi demokrasi di Indonesia, para perempuan dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan berkumpul dalam acara ”Doa Lintas Iman untuk Selamatkan Demokrasi Indonesia” yang diselenggarakan oleh Jaringan Lintas Iman, Senin malam (26 Agustus 2026). Dalam sambutannya, Direktur AMAN Indonesia menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga demokrasi, terutama di tengah situasi bangsa yang sedang porak-poranda.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengajak semua pihak, terutama perempuan dari berbagai latar belakang agama dan kepercayaan, untuk bersolidaritas dan menyuarakan harapan bagi masa depan demokrasi di Indonesia. ”Betapa berharganya demokrasi yang menghargai perbedaan, keberagaman, dan kebebasan berpendapat, serta perlunya melindungi demokrasi dari kepentingan sempit dan pragmatisme elit politik,” tegasnya.
Meskipun situasi kritis, dirinya tetap optimis bahwa dengan pertolongan Tuhan dan kekuatan bersama, demokrasi Indonesia akan pulih dan perempuan Indonesia akan menjadi garda terdepan dalam membangun kembali demokrasi yang lebih baik. Acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh perempuan berpengaruh seperti Alissa Wahid, Prof. Musdah Mulia, dan Mika Verawati ini menjadi wadah untuk menyuarakan keresahan dan harapan akan masa depan demokrasi di tanah air.
Melalui doa bersama lintas agama dan orasi kebangsaan, mereka menyerukan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi, melawan politik dinasti, serta memilih pemimpin yang berintegritas dan mengutamakan kepentingan rakyat. Para peserta juga menyoroti berbagai permasalahan yang mengancam demokrasi, seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan. Mereka mengajak seluruh masyarakat, khususnya perempuan, untuk tidak tinggal diam dan aktif berpartisipasi dalam menjaga serta mengawal proses demokrasi di Indonesia.
Acara ditutup dengan harapan agar doa-doa yang dipanjatkan dapat didengar dan dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang lebih adil, demokratis, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya. Agenda yang dihadiri oleh 107 orang tersebut menjadi kolaborasi 21 organisasi masyarakat sipil Indonesia.