Jakarta – suasana penuh semangat terasa di ruang pertemuan Forum Support Perempuan Tangguh (Fospeta), Senin (25 Maret 2024). Fospeta dibentuk pada 2022 yang menjadi wadah bagi para istri mantan napiter agar lebih memiliki resilien di masyarakat. 10 orang anggota Fospeta hadir dengan penuh senyum dan semangat walaupun sedang berpuasa. Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, Ruby Kholifah, memandu sesi penguatan kapasitas yang diawali dengan pengisian kuesioner, refleksi, diskusi, dan berakhir dengan buka puasa bersama.
Forum dimulai dengan menyoroti esensi dari setiap posisi dalam organisasi. Ibu-ibu anggota Fospeta diajak untuk merenung, memahami, dan menyegarkan kembali peran serta tugas yang diemban masing-masing. Ruby Kholifah dengan penuh semangat memaparkan pentingnya koordinasi yang sinergis untuk mencapai tujuan bersama.
Tidak hanya sebatas diskusi, forum ini juga diarahkan untuk mengambil momentum dalam menggerakkan organisasi. Ruby Kholifah memberikan pandangan yang inspiratif tentang bagaimana setiap langkah kecil dapat menjadi dorongan besar untuk perubahan. Langkah strategis dan sinergi antaranggota menjadi kunci utama yang dijelaskan secara mendalam.
”Salah satu hal penting dalam beroganisasi adalah menentukan jalur komunikasi dan koordinasi antara berbagai unit atau bagian organisasi. Hal ini memastikan informasi dapat mengalir dengan lancar dan efisien di dalam organisasi, serta memfasilitasi kerjasama antarbagian,” tegasnya yang juga sebagai pembina Fospeta.
Didirikan tahun 2022 dengan anggota 16 orang. Dampingan DASPR dampingan istri mantan napiter sejak 2019 program family resilien. Fospeta sebagai organisasi membangun resiliensi para istri dan keluarga perempuan mantan napiter. Setahun berlalu sejak didirikannya organisasi tersebut. Sejumlah ibu-ibu mengungkapkan terdapat banyak manfaat dari organisasi yang dirikan.
Pentingnya Fospeta Bagi Para Anggota
Agenda yang berlangsung selama tiga jam tersebut terdapat refleksi tentang perubahan yang dialami oleh masing-masing. Salah satunya, Purwanti yang mengungkapkan hal tersebut.
”Oganisasi penting bagi anggota dan bonding antar kelompok. Serta menjadi Organisasi menjadi suppor Grup. Setelah berjalan setahun, Fospeta ini memiliki perencanaan dan evaluasi kerja,” terang Purwanti saat berdiskusi.
Di tempat sama, salah seorang anggota Fospeta, Mulyati, mengungkapkan telah mengalami perubahan yang luar biasa saat ini. Awalnya, Mulyati sering merasa rendah diri dan tidak berguna dalam menjalani kehidupannya. Saat ini, mulai merasakan dirinya berguna dan bermanfaat bagi orang lain, terutama dalam mengontrol emosi terhadap anak-anaknya.
Perubahan lain yang mencolok adalah semangat hidup yang semakin membara, serta rasa legowo yang kini menghampirinya dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Selain itu, Mulyati juga mampu mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi, bahkan mampu melewati trauma masa lalunya dengan lebih baik.
”Saya juga pernah menemui orang-orang yang pernah mengalami kejadian yang sama. Saya merasa memiliki empati yang tinggi terhadap orang tersebut. Terakhir, saya bersyukur akan setiap aspek dalam kehidupannya,” terangnya.
Antusiasme dan Semangat Penuh Warna
Acara berlangsung dalam atmosfer yang hangat dan akrab. Ibu-ibu anggota Fospeta tampak antusias dalam menyambut ilmu baru yang mereka terima. Tawa dan kebersamaan tercipta tidak hanya dalam diskusi, tetapi juga dalam momen buka puasa bersama yang menjadi penutup kegiatan.
Dengan penuh semangat, Direktur AMAN Indonesia, Ruby Kholifah, memberikan inspirasi dan pengetahuan baru kepada para ibu-ibu anggota Fospeta. Forum ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga membangun pondasi kuat untuk aksi bersama yang lebih besar, demi masyarakat yang lebih tangguh dan inklusif.