Purwokerto – AMAN Indonesia gelar Annual Meeting 2024. Pada annual meeting tahun ini, diadakan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Setiap tahunnya, AMAN Indonesia selalu mengundang mitra dan simpul untuk hadir dalam agenda annual meeting. Sedangkan, tahun ini melalui platform digital dengan menggunakan metode Reflektive Struktur Dialog (RSD) kepada simpul dan jaringan. Metode ini terbilang efektif untuk menggali masukan dan gagasan gerakan gerakan AMAN Indonesia untuk ekosistem gerakan muslim progresif.
Dari refleksi yang dilakukan, perkembangan AMAN Indonesia pun dirasakan oleh simpul dan mitra lainnya. Hal tersebut dirasakan oleh Wiwiek Hikmawati, salah satu Presidium Sekolah Perempuan. Dirinya mengungkapkan banyak pengalaman sejak bergabung dalam Sekolah Perempuan dan AMAN Indonesia. Melalui Sekolah Perempuan, dirinya mengungkapkan banyak belajar dalam menangani konflik yang ada disekitar.
”Selain itu, saya juga mempengaruhi teman-teman saya untuk berani berbicara ke pemerintah setempat untuk menyuarakan kebutuhan perempuan dan anak-anak,” ungkapnya.
Hal yang sama pun dirasakan oleh, Mahbooba, perwakilan dari AMAN Sri Lanka. Dia mengungkapkan jika ada banyak peran yang telah dilakukan oleh AMAN Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengungkapkan sejumlah hal yang perlu diambil di masa depan. Terutama untuk membantu gerakan di Sri Lanka. Dirinya berharap jika AMAN Indonesia bisa mendukung para sarjana anggotanya dalam menghadapi situasi diskriminasi gender, seperti kasus di Sri Lanka.
”Sebagai informasi saat ini, Di Sri Lanka terdapat situasi di mana perempuan tidak diperbolehkan melamar posisi hakim semi. Dengan dukungan dari AMAN Indonesia agar bisa menantang klausa diskriminatif ini,” terangnya.
Kemajuan Gerakan AMAN Indonesia
Tepat pada 7 Maret 2024, AMAN Indonesia menginjak berusia 17 Tahun. Usia yang tidak lagi muda. Jika diibaratkan sebagai seorang manusia, angka tersebut sudah mencapai usia remaja. Telah benyak yang AMAN Indonesia kerjakan di usia yang ke-17 tahun ini. Semua pekerjaan yang AMAN Indonesia dikerangkai menjadi empat pilar yaitu ketahanan Komunitas yang berakar pada perempuan, konsolidasi suara progresif, Advokasi Kebijakan dan penyebaran tafsir progresif.
Dalam kesempatan tersebut Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, Ruby Kholifah mengapresiasi sejumlah hal yang telah dicapai selama setahun terakhir. ”Kami telah menyaksikan, bahwa perubahan itu niscaya, dimulai dari Perempuan, karena mereka paling dekat dengan narasi kehidupan. Bekerja dengan perempuan, mendekatkan AMAN Indonesia kepada kelompok-kelompok termarginal lainnya. Kami bangga, 292 mitra jaringan menjadi gerakan muslim progresif, dalam membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin,” tekannya.
Melalui Sekolah Perempuan, dirinya merasakan perubahan yang dilakukan oleh perempuan. Sekolah Perempuan berhasil menerima perbedaan, menciptakan ruang inklusi yang penting bagi perempuan dalam komunitas. Dalam kesempatan tersebut, Ruby mengungkapkan bahwa AMAN berhasil menjadi referensi utama dalam isu Women, Peace and Security (WPS) di Indonesia. Selain itu, AMAN juga terlibat aktif dalam jaringan Civil Society Organizations (CSO) dan banyak menginisiasi aksi bersama dengan organisasi lain, yang telah memperkuat posisinya sebagai agen perubahan.
Mengawal Dua Kebijakan Kunci WPS
AMAN Indonesia berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam konsolidasi suara progresif, terutama dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Menyoroti keberhasilan AMAN Indonesia dalam mengawal dua kebijakan kunci terkait WPS dengan pemerintah, yaitu Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN P3AKS) dan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE).
”Dengan pendekatan advokasi feminis dan kolaboratif, kami berhasil bekerja sama dengan pemerintah untuk mencapai perubahan kebijakan yang positif,” terangnya.
Dalam menyebarluaskan tafsir progresif, AMAN telah melakukan konsolidasi pengetahuan dengan produktif. Hal ini bertujuan untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap isu-isu progresif. Ruby menegaskan, posisi AMAN sebagai agen perubahan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sudah terbukti, membuktikan bahwa keluar dari zona nyaman adalah langkah yang penting.
Dengan berbagai langkah dan capaian yang telah berhasil diraih, AMAN Indonesia terus berkomitmen untuk membangun ketahanan komunitas yang berakar pada perempuan. “Kami yakin, dengan dukungan semua pihak, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan berdaya,” tutup Ruby Kholifah dengan optimis.