Yogyakarta – Yogyakarta menjadi saksi pertemuan yang penuh semangat antara Direktur The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dan anggota Sekolah Perempuan (SP) dari berbagai daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jumat (1 September 2023). Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan dorongan semangat dan penguatan kepada para anggota SP yang berdedikasi dalam kerja-kerja mereka di tingkat akar rumput.
Koordinator AMAN untuk Jawa Tengah dan Yogyakarta, Maskur Hasan, menjelaskan bahwa pertemuan ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membahas isu-isu yang krusial dalam peran perempuan dan pengorganisasian di komunitas mereka. Sebanyak 20 peserta dari berbagai SP, seperti SP Temanggung, SP Catur Manunggal, Krecek, SP Kartini, SP Srikandi Handayani, dan Komunitas Perempuan dari Kelurahan Wedomartani, hadir dalam pertemuan ini.
Salah satu topik yang mendapat perhatian khusus adalah isu-isu terkini yang dihadapi oleh perempuan dalam komunitas masing-masing. Diskusi juga mencakup pentingnya advokasi untuk perempuan, terutama dalam kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Menurut Maskur Hasan, walaupun SP tidak selalu melakukan advokasi secara menyeluruh, menjadi teman bagi korban KDRT sangat penting untuk memberikan dukungan emosional sehingga korban tidak merasa sendirian.
”Sharing session yang berlangsung selama dua jam ini tidak hanya informatif, tetapi juga memotivasi. Anggota Sekolah Perempuan mendapatkan penguatan atas kerja-kerja advokasi yang mereka lakukan di tingkat akar rumput,” terangnya.
Lebih dari itu, lanjutnya, dalam pertemuan tersebut, dibahas juga rencana tentang pendirian Sekolah Perempuan di Kelurahan Wedomartani. Baru-baru ini, AMAN Indonesia menjalin kerjasama dengan Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPPA) untuk mengadakan Reflective Structured Dialogue (RSD) di Kelurahan Wedomartani. Saat ini, Komunitas Perempuan Kelurahan Wedomartani berencana untuk membentuk Sekolah Perempuan di kelurahan tersebut, menunjukkan komitmen kuat dalam memberdayakan perempuan di tingkat lokal.
Pertemuan ini bukan hanya sekadar dialog, tetapi juga langkah konkret dalam membangun kekuatan perempuan dan mengatasi isu-isu yang mereka hadapi. Semangat dan kerja keras para peserta diharapkan akan terus mencerahkan jalan menuju kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Indonesia, terutama di tingkat akar rumput.