Jakarta – Pada sebuah forum perdamaian yang diadakan di Thailand, hadirnya An-an Yulianti menjadi suatu hal yang tak terbayangkan. Sebagai seorang pendamping kekerasan seksual di Kabupaten Tasikmalaya, partisipasinya dalam forum tersebut menjadi sebuah kesempatan luar biasa bagi An-an. Rasa syukur yang tak terhenti mengiringi keikutsertaannya, karena ia dapat hadir dan berbagi pengalaman serta mediasi kasus-kasus kekerasan seksual yang pernah ia tangani di daerahnya.
Sebelumnya, An-an tidak pernah membayangkan bahwa ia akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam forum internasional yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan global. Dalam forum perdamaian tersebut, An-an memiliki kesempatan untuk berbicara tentang tantangan yang dihadapinya sebagai seorang pendamping kekerasan seksual di daerahnya. Ia juga berbagi pengalaman dan strategi mediasi yang telah ia terapkan dalam menangani kasus-kasus tersebut. Cerita-cerita inspiratif dan usaha nyata An-an dalam membantu korban kekerasan seksual menjadi sorotan penting dalam forum tersebut.
Keberadaan An-an dalam forum perdamaian di Thailand memberikan gambaran tentang bagaimana seorang individu dapat berperan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dan mengatasi kekerasan seksual. Partisipasi An-an dalam forum tersebut tidak hanya memberikan pengaruh positif terhadap perubahan di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat global. Melalui pengalamannya yang unik dan pengetahuannya yang mendalam tentang masalah ini, ia mampu mendorong dialog dan kerjasama antara berbagai pihak dalam upaya mencapai perdamaian dan melindungi hak-hak korban kekerasan seksual.
Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada AMAN Indonesia, Mba Ruby, Mba Hanifah dan semua orang yang berada di AMAN Indonesia. Karena dari AMAN Indonesia, saya bisa mendapatkan pengalaman yang uar biasa,” ucapnya dalam wawancara yang dilakukan, belum lama ini.
Pada April lalu, An-ana Yulianti hadir dalam forum perdamaian di Bangkok, Thailand. Dalam kesempatan tersebut, An-an Yulianti mendapatkan apresiasi dari kerja yang telah dilaksanakan. Dalam kerja-kerja yang dilaksanakan, An-an menerapkan Teknik Reflektif Strukture Dialog (RSD) untuk melakukan sejumlah hal dalam pendampingan, terutama pada kasus kekerasan seksual.
An’an memberikan contoh yang nyata bagaimana keterampilan sebagai mediator perdamaian diterapkan dalam konteks pendampingan kasus-kasus kekerasan seksual, dimana potensi konflik juga tinggi. An’an melakukan pendekatan damai, mulai dari pembawaan kepemimpinannya yang rendah hati, melihat semua orang setara sebagai manusia, mengedepankan dialog dan berorientasi pada keadilan bagi korban dan terjaganya kerukunan di masyarakat.
Diungkap olehnya, melalui Teknik RSD, ada dua hal yang dibangun yang membangun dalam pendampingan yang dia lakukan. Hal pertama adalah dari teknik membangun kepercayaan. Kedua, melalui RSD bisa membangun komitmen bersama antara multistakeholder yang hadir. Dalam Teknik RSD, semua orang wajib mena’ati peraturan, membagi pembagian bicara yang sama waktunya, terus mau berkomitmen menjaga kerahasian, saling menghormati, saling menghargai, dan menghargai perbedaan.
”Ketika menangani sebuah kasus, saya menegaskan jika masing-masing yang hadir atas diri sendiri. Tidak atas nama orang lain dan tidak untuk mengintimidasi,” ungkapnya.
Dari RSD, diungkap olehnya, banyak orang nyaman untuk bercerita satu dengan lainnya. Bahkan, dari teknik RSD, dirinya menerapan ketika mengidentifikasi dan mengassismen kepada korban. Dalam RSD semua orang harus terbuka secara lugas. Ada banyak praktik baik yang saya dapatkan ketika menerapkan Teknik RSD. Korban mau membuka bercerita, sehingga itu akan memudahkan ketika melakukan BAP atau melakukan menggali permasalahan. Mulai dari siapa pelaku, kapan dilakukan, kronologi kejadian, dan korban tidak merasa takut lagi.
Dari menerapkan hal tersebut, An-an saat ini diberikan kepercayaan untuk menangani dan mendampingi kasus kekerasan seksual di tingkat kabupaten. ”Dari menggunakan Teknik ini, justru yang melambungkan nama saya. Semua mencari saya untuk melakukan mediasi sejumlah kasus,” terangnya.
Bahkan, saat ini dirinya mendapatkan sejumlah penghargaan. Baik di tingkat kabupaten hingga nasional. ”Sekali lagi, saya merasa terharu bisa hadir dalam forum internasional di Bangkok. Hal ini menjadi pengalaman berharga saya. Serta pengalaman yang luar biasa bagi hidup saya,” pungkasnya.