AMAN Indonesia dan Kelurahan Ngadirejo, Sukaharjo, Jawa Tengah, mengadakan kegiatan bersama untuk membangun ketahanan masyarakat radikalisme, Selasa 18 Februari 2020, bertempat di gedung pertemuan kelurahan. Sebanyak 38 orang perwakilan dari berbagai elemen masyarakat Ngadirejo, mulai dari pemerintah desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, penggerak PKK, Kelompok Wanita Tani, generasi muda, dan juga aparatur keamanan.
Kegiatan diskusi ini merupakan pertemuan kedua dalam rangkaian upaya membangun ketahanan masyarakat di wilayah desa Ngadirejo. Melalui pertemuan kali ini fokus pada upaya pembentukan tim dan pembagian peran di masyarakat. Dengan keberadaan tim ini diharapkan setiap elemen masyarakat dapat memainkan sekaligus memaksimalkan peran mereka dapat menjaga desa dari berbagai pengaruh radikalisme.
Melalui kegiatan ini juga penting untuk membangun pemahaman bersama dari berbagai elemen mengenai ruang lingkup radikalisme. Karena di tengah masyarakat ada berbagai pandangan dalam memahami radikalisme, gerakannya, dampaknya, dan lain sebagainya. Perbedaan pandangan membawa pada perbedaan sikap yang juga akan berbeda-beda.
Seperti tampak pada diskusi yang berlangsung dalam pertemuan ini. Ada silang pendapat di antara berbagai tokoh terkait persoalan WNI berafiliasi dengan ISIS di Syuriah yang hendak pulang kampung. Pada satu sisi, sejumlah pihak menyatakan akan menerima dengan lapang dada kehadiran WNI berafilisasi ISIS tanpa syarat. Pertimbangannya berdasarkan pada alasan kemanusiaan. Tetapi pada sisi lain, ada juga pendapat akan menerimanya disertai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuh oleh WNI berafiliasi ISIS.
“Sebagai pribadi saya menerima mereka karena sesama saudara, seagama. Namun sebagai kedinasan saya menolak karena takut berdampak kisruh,” ucap Haris salah seorang perwakilan dari Babinkamtibmas Ngadirejo.