PALU – Konsultasi Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) menghasilkan 17 isu strategis yang akan dimasukkan dalam draft Rencana Aksi Daerah Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Korban Konflik Sosial (RAD P3AKS) Sulawesi Tengah periode kedua. Agenda tersebut digelar oleh Lingkar Belajar untuk Perempuan (LiBU) yang didukung oleh The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dan UN Women. Pertemuan yang digelar di Kantor Perkumpulan Libu Perempuan, Rabu (31 Juli 2024), dihadiri 19 peserta termasuk penyandang disabilitas dan anak muda.
”Kami berhasil memetakan isu-isu krusial yang perlu mendapat perhatian dalam RAD P3AKS periode kedua. Mulai dari konflik sumber daya alam hingga keamanan siber,” ungkap Direktur LiBU, Dewi Rana,.
Beberapa isu strategis yang teridentifikasi mencakup persoalan pertambangan yang berdampak pada hilangnya sumber air bersih, indikasi trafficking, perkawinan kontrak, dan perampasan lahan masyarakat. Isu perubahan iklim juga menjadi sorotan karena mengancam sumber penghidupan dan kesehatan reproduksi perempuan.
Di bidang digital, peserta mengangkat pentingnya parenting digital dan keamanan perempuan dari perundungan daring. Isu lain yang tak kalah penting adalah pelibatan laki-laki dalam pencegahan kekerasan berbasis gender, serta interseksionalitas yang mempertimbangkan kelompok disabilitas, lansia, dan pemuda.
”Pertemuan ini juga menghasilkan strategi pengawalan implementasi RAD P3AKS kedepan melalui penguatan jaringan Gerakan Perempuan Bersatu Sulteng dengan menambahkan organisasi HWDI dan media,” jelas Maya Safira, fasilitator lainnya.
Sebagai tindak lanjut, seluruh isu yang teridentifikasi akan menjadi bahan masukan dalam penyusunan draft RAD P3AKS periode kedua. CSO juga berkomitmen untuk mengawal isu-isu yang beririsan dengan mandat organisasi masing-masing untuk memastikan implementasi yang efektif.