Sigi – Sebuah langkah inspiratif dalam mengedepankan perdamaian dan keragaman di kalangan generasi muda telah terjadi di Kampung Nelayan Hotel & Resto, Kabupaten Sigi, Rabu (16 Agustus 2023). Sebanyak 14 anak muda yang menjadi peserta Dialog Reflektif Terstruktur (RSD) menunjukkan dedikasi mereka dalam merayakan perbedaan dan mendorong perdamaian. Tema yang diangkat adalah tentang perayaan hari raya yang berbeda bagi umat muslim, sebuah inisiatif menarik yang mencerminkan semangat keragaman di kalangan anak muda.
Salah satu fasilitator Steven Yunius meceritakan jika tema tersebut diambil karena semakin pesatnya paham intoleransi dan radikalisme di kalangan anak muda menjadi perhatian serius. Diperlukan upaya pencegahan dan identifikasi paham ini, terutama di Kabupaten Sigi. ”Setiap generasi memiliki keyakinan dan pandangan masing-masing, tetapi penting untuk menggali pemahaman mereka tentang kebebasan beragama dan keberagaman,” terangnya.
Pesatnya intoleransi dan radikalisme juga bedampak sangat panjang bagi anak muda. Diungkap olehnya, diperlukan upaya untuk mengatasi persoalan ini harus dilakukan secara kolektif. Dengan menggunakan Teknik dialog RSD, anak muda belajar untuk menerima perbedaan pandangan. Di mana perbedaan pandangan memicu perdebatan.
Dalam agenda RSD tersebut, diakui olehnya, terjadi juga perbedaan pandangan yang menyulut perbedaan. Akan tetapi, dalam semangat saling menghormati dan memahami, masalah ini berhasil diatasi. ”Terdapat kesalahan teknis dalam agenda tersebut, saya menikmati perbedaan pandangan yang terjadi dalam forum. Akan tetapi, saya kembali mengingatkan aturan yang ada,” ucapnya.
Pada akhir acara, suasana positif dan kegembiraan menghiasi wajah semua peserta. Mereka merasakan dampak positif dari pengalaman ini. Diungkap olehnya, dialog dengan menggunakan RSD dianggap sebagai metode inovatif yang memungkinkan mereka untuk menyuarakan pendapat tanpa perlu saling menyalahkan. Suara mereka didengar, dan pandangan serta pengalaman setiap individu dihargai tanpa penilaian.
Dirinya juga menyakini jika kunci keberhasilan acara ini adalah kesepakatan dan ketaatan semua peserta terhadap aturan yang telah disepakati dalam pelaksanaan RSD ini. ”Kami berharap akan masa depan yang lebih toleran dan damai semakin menguat di Kabupaten Sigi. Langkah-langkah kecil seperti ini, yang mempromosikan dialog, saling pengertian, dan menghormati perbedaan, akan membentuk dasar yang kuat untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis dan inklusif,” pungkasnya.
Saat ini, AMAN Indonesia didukung oleh JISRA sedang mengembangkan RSD ke beberapa kalangan termasuk perempuan dan pemuda, dalam membangun perdamaian dalam komunitas mereka. Program JISRA dirancang untuk memanfaatkan kekuatan positif agama dan pelaku keagamaan dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan.