Jakarta – Konflik yang terjadi di berbagai daerah Indonesia, baik dalam skala besar maupun kecil, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak. Merespons tantangan ini, AMAN Indonesia merancang inisiatif Program Desa Damai Berkelanjutan yang bertujuan untuk memperkuat kepemimpinan perempuan dan mengokohkan resiliensi masyarakat. Program ini melibatkan berbagai aktor dari akar rumput dan bersinergi dengan pemerintah desa untuk mencegah serta menyelesaikan konflik, dengan fokus pada pemberdayaan perempuan dan anak pasca-konflik.
Merespon hal tersebut, AMAN Indonesia menggelar workshop pembentukan Desa Damai Berkelanjuta yang dihadiri oleh perwakilan 10 desa selama tiga hari yang dimulai dari Jumat – Minggu (30 Agustus – 1 September 2024). Dalam sambutan Direktur AMAN Indonesia mengungkapkan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia memperkenalkan sepuluh desa yang akan menjadi pilot projek dalam program ini. Perwakilan dari desa-desa tersebut hadir dalam pertemuan ini untuk mendengarkan langsung arahan dan tujuan dari program berkelanjutan yang akan dijalankan.
Fokus utama dari program ini adalah pada sepuluh desa, yang merupakan target utama dari AMAN Indonesia. ”Dengan memprioritaskan sepuluh desa, program ini diharapkan dapat lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan serta potensi yang ada di masing-masing desa, menjadikan mereka contoh dalam penerapan program yang berkelanjutan dan memberdayakan,” terangnya.
Pertemuan ini menandai langkah penting dalam kolaborasi AMAN Indonesia dengan Keduataan German dengan fokus pada penguatan dan pemberdayaan desa melalui program yang berkelanjutan. Dirinya juga menekankan bahwa keberlanjutan adalah elemen kunci dalam setiap inisiatif yang dijalankan, terutama dalam konteks penerapan undang-undang desa yang telah ada.
”Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi jangka pendek, tetapi juga mampu menciptakan perubahan yang langgeng dan berdampak positif bagi masyarakat desa di seluruh Indonesia,” tekannya.
Selain itu, pertemuan ini juga memperkenalkan desa-desa yang akan menjadi percontohan dalam penerapan program berkelanjutan ini. Sepuluh desa tersebut dipilih untuk menjadi pilot projek, yang diharapkan dapat menunjukkan keberhasilan dari pendekatan yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.
Dengan keterlibatan aktif masyarakat lokal, AMAN Indonesia berkomitmen untuk menjadikan program ini sebagai tonggak penting dalam penguatan desa-desa, terutama dalam hal pengembangan sulu desa yang menjadi fokus utama. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan yang lebih baik.
Dalam agenda dihadiri juga perwakilan German Embassy, Laura Angel. Dalam agenda yang digelar selama tiga hari tersebut, peserta belajar mengenai Kajian Partisipatif Desa. Di mana peserta diajak memahami desa masing-masing dengan membuat Peta Desa, Sejarah Desa, Sejarah Konflik, Peta Aktor, Diagram Venn, Peta Masalah hingga Kalender Musim.