AMAN Indonesia menyelenggarakan workshop peningkatan kapasitas Kelompok Kerja (Pokja) Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (P3AKS) Provinsi Jawa Tengah di Yogyakarta selama dua hari (28-29 Agustus 2024). Workshop tersebut berhasil memperkuat tim kelompok kerja dalam pelaksanaan kerja-kerja perlindingan perempuan dan anak dalam konflik Sosial di Jawa Tengah.
Selain itu, peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang kerangka kerja resolusi 1325 tentang Women, Peace and Security (WPS) dan sejumlah aturan di Tingkat nasional. Workshop ini dihadiri oleh 27 peserta (5 laki-laki dan 22 perempuan) dari perwakilan Organisasi Pemerintah Daerah dan Masyarakat sipil.
Dalam pembukaan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Retno Sudewi menjelaskan secara rinci tentang siapa-siapa saja yang masuk dalam tim pokja P3AKS. Retno juga menjelaskan bahwa dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak juga mempunyai dua Peraturan Daerah yang sudah disahkan untuk mendukung pelayanan perempuan dan pelayanan anak.
”Dalam implementasi Rancangan Aksi Daerah (RAD) P3AKS di Jawa Tengah, butuh kolaborasi dan kerjasama yang intens agar tiga pilar dalam RAD P3AKS, yaitu pilar pencegahan, penanganan dan partisipasi serta pemberdayaan terlaksana dengan baik,” terangnya.
Selanjutnya, direktur AMAN Indonesia dalam sambutannya melalui video, menyampaikan bahwa ada sejumlah beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu bahwa pokja P3AKS perlu memastikan setiap anggotanya memahami agenda WPS dalam P3AKS termasuk sejumlah skill yang diperlukan dalam implementasi RAD P3AKS. Kemudian sekretariat RAD Pokja P3AKS perlu menyiapkan sejumlah kebutuhan Pokja termasuk pertemuan koordinasi setiap enam bulan sekali untuk koordinasi dan monitoring.
”Tingginya konflik di Jawa Tengah perlu direspon dengan serius dengan mereview pendekatan yang sudah dilakukan ataupun mengadopsi tools resolusi konflik yang baru dikembangkan oleh AMAN Indonesia, dan AMAN Indonesia bersedia untuk memperkenalkan metode dialog tersebut,” terangnya.
Selama workshop berlangsung, peserta yang terdiri dari OPD dan CSO di Jawa Tengah terlihat sangat antusias untuk mengikuti setiap sesi yang difasilitasi oleh staff AMAN Indonesia. Bahkan mereka merasa banyak mendapatkan pengetahuan baru dalam memahami WPS, instrument global, dan instrument nasional yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam perlindungan perempuan dan anak dalam konflik social.
“Banyak hal baru yang saya dapatkan pada workshop tersebut, dan ini penting sekali buat kita-kita yang ada di tim pokja” ucap salah satu peserta workshop. Mereka berharap workshop tidak hanya dilakukan sekali ini saja namun ada workshop-sorkshop lain yang memberikan pengetahuan bagi anggota pokja P3AKS. [mh]