The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia bersama dengan sejumlah alumni pelatihan community resillien telah menggelar Pelatihan Komunitas tentang Ketahanan Komunitas yang Dipimpin Perempuandi 5 Kota, 11 Maret – 18 Maret 2023. Kota-kota tersebut adalah Bogor, Bandung, Solo, Malang dan Makasar. Total peserta yang terlibat dalam agenda ini sebanyak 123 orang. Pelatihan mengundang para pemimpin perempuan di wilayah mereka masing-masing dari kelompok intra dan antaragama. Fasilitator pelatihan berasal dari alumni ToT dan didukung oleh tim AMAN Indonesia. Mereka menyampaikan 5 sesi dalam Modul Ketahanan Komunitas yang Dipimpin Perempuan.
Menurut Koordinator Wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Maskur Hasan, training ini diselenggarakan untuk mempelajari dan memahami lebih dalam pengalaman masing-masing peserta, membangun dan memperdamalam kepercayaan dan hubungan, memperkuat rasa kebersamaan dalam menghadapi ancaman serta meletakkan fondasi untuk kemungkinan kolaborasi.
”Terkait pelatihan ini dilaksanakan oleh para alumni training yang sebelumnya telah dilaksanakan, para pemimpin perempuan di wilayah mereka masing-masing dari kelompok intra dan antaragama,” terangnya.
Dalam agenda tersebut, peserta diajak untuk pemetaan risiko, ancaman, dan kerentanan di setiap daerah. Selain itu, para peserta menemukan kesamaan dalam mengidentifikasi intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme kekerasan sebagai ancaman besar dalam komunitas.
Sejumlah masalah lokal pun tidak luput dari analisa peserta. Setiap lokasi pelatihan memiliki masalah lokal yang menjadi fokus, seperti banjir dan konflik sumber daya alam di Makassar, penolakan terhadap aliran-aliran agama tertentu di Solo, Bogor, Bandung, dan Malang, serta kasus terorisme dan perundungan di Solo.
Diungkap olehnya, terdapat sejumlah rekomendasi yang dihasilkan dari pelatihan tersebut, terutama mencakup pentingnya tindak lanjut setelah pelatihan untuk melanjutkan diskusi tentang gerakan radikalisme di daerah masing-masing. ”Selain itu, sosialisasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang masalah ini perlu diperluas dan melibatkan lebih banyak pihak,” pungkasnya.