“Rasa Penasaran Akan Perbedaan yang Mengubah Sudut Pandang”
Kegiatan Peace Service merupakan salah satu program kegiatan yang diusung oleh Peace Leader Indonesia. Tujuan dari kegiatan Peace Service diantaranya ialah untuk menebarkan nilai-nilai toleransi perdamaian dan menghindari adanya radikalisme serta terorisme terutama pada anak muda. Pada tanggal 1 Februari 2020, Ngalam Peace Leader berkesempatan mengadakan acara Peace Service pada kegiatan Kelas Keberagaman, bekerja sama dengan Dayani Sasana Aksara, Young Interfaith Peacemaker Community dan Penerbit Cempluk Aksara. Pada kesempatan tersebut kegiatan yang dilakukan salah satunya ialah dengan mengunjungi beberapa tempat atau rumah ibadah tokoh agama dan kepercayaan di Kota Malang. Kegiatan tersebut diisi dengan sesi tanya jawab ataupun diskusi dengan tokoh agama dan kepercayaan disana guna memberikan pemahaman terkait dengan keberagaman agama yang ada di Indonesia serta untuk meningkatkan rasa toleransi antar sesama. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki suku, ras dan agama yang beragam, maka dari itu sepatutnya kita menjadikan perbedaan yang ada sebagai kekuatan bersama dan bukan sebaliknya. Kasus konflik perbedaan agama juga seringkali terjadi di Indonesia. Oleh karenanya menyebarkan dan menumbuhkan rasa toleransi dan perdamaian perlu untuk dilakukan dan diimplementasikan terutama oleh anak muda sebagai penerus bangsa dan yang akan menciptakan perdamaian lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Pada kesempatan kala itu beberapa pelajar SMA khususnya di Kota Malang berkesempatan untuk dapat mengikuti kegiatan Peace Service pada Kelas Keberagaman, informasi adanya kegiatan tersebut didapatkan dari guru maupun teman-teman yang mengetahui kegiatan tersebut. Syafirda merupakan salah satu pelajar yang mengikuti acara tersebut. Kala itu ia masih berstatus pelajar SMA kelas 3 di SMAN 5 Malang, ia mendapatkan informasi kegiatan Kelas Keberagaman tersebut dari temannya, awalnya ia merasa sangat tertarik dengan acara tersebut dikarenakan rasa penasaraan untuk mengetahui dan berkunjung ke tempat atau rumah ibadah umat agama lain. Dari rasa penasaraan tersebutlah akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kegiatan Kelas Keberagaman tersebut.
“Alasan karena pengen nyoba aja pengen tahu tempat-tempat ibadah. Soalnya kan aku belum pernah masuk ke tempat ibadah lain selain masjid untuk agamaku sendiri. Aku penasaran kira-kira isinya gimana. Sama pengen tahu aja sih agama lain ajarannya kayak gimana gitu”.
Ketika memasuki tempat atau rumah ibadah yang dikunjungi, awalnya Syafirda merasa asing dan sungkan dikarenakan itu merupakan kali pertama baginya berkunjung dan masuk ke dalam tempat atau rumah ibadah agama atau kepercayaan lain. Rasa itu sendiri ternyata tidak berlangsung lama dan justru tergantikan dengan rasa nyaman sebab kedatangannya dan teman-teman yang lain disambut dengan sangat baik dan ramah oleh pengurus maupun tokoh agama dan kepercayaan yang ada disana. Selain itu Syafirda juga sempat merasakan takut apabila ia melakukan kesalahan selama berada disana terutama karena ia belum banyak mengetahui apa saja yang harus diperhatikan selama ada disana.
Saat kegiatan diskusi dengan tokoh agama ataupun kepercayaan berlangsung para partisipan dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan ajaran agama ataupun kepercayaan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan itu. Syafirda merasa bahwasanya tokoh agama maupun kepercayaan yang disana semuanya sangat terbuka dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, hal tersebut membuatnya merasa nyaman dan senang terutama akan wawasan dan pengetahuan baru yang ia dapat terkait dengan hal tersebut.
“Yang berkesan disana itu disambut dengan ramah, Terus pas kita tanya2 tentang hal yang di tempat ibadah gitu kayak dijawab dengan ramah gitu loh. Pemuka agamanya terbuka gitu, gak yang nutup-nutupin. Soalnya biar sama-sama tahu”.
Setelah mengikuti kegiatan tersebut perubahan yang Syafirda rasakan diantaranya ialah lebih menghargai perbedaan. Hal tersebut juga meningkatkan rasa toleransi dalam dirinya. Selain itu juga ia dapat mengetahui bahwasanya semua agama itu pada hakikatnya memiliki ajaran yang sama yakni mengajarkan kebaikan. Selain itu dengan mengunjungi berbagai tempat atau rumah ibadah dan melakukan sesi tanya jawab dengan tokoh agama atau kepercayaan yang ada disana, membuatnya berpikir secara luas dan tidak hanya berfokus pada agama sendiri tanpa menghargai agama ataupun kepercayaan umat lain. Sebelumnya ia sama sekali belum banyak berinteraksi dengan orang-orang dari agama ataupun kepercayaan yang berbeda darinya selain dengan agama kristen. Hal tersebut menyebabkannya belum banyak mengetahui mengenai ajaran agama ataupun kepercayaan lain. Namun begitu setelah mengikuti kegiatan Peace Service pada Kelas Keberagaman, ia dapat belajar mengenai ajaran agama Hindu, agama (Tridharma) dan kepercayaan Kejawen. Hal tersebut tentunya menambah pengetahuan dan pengalamanya serta membuat dirinya menjadi lebih menghargai agama ataupun kepercayaan umat lain. Setelah mengikuti kegiatan tersebut ia juga merasa bahwasanya dapat lebih nyaman membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan agama ataupun kepercayaan yang berbeda dengannya. Menurut Syafirda kegiatan serupa Peace Service perlu untuk banyak diikuti oleh anak muda agar dapat meningkatkan rasa toleransi dan menambah pengetahuan mereka terkait dengan ajaran agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Dengan begitu diharapkan juga anak muda dapat terhindar dari radikalisme dan jaringan terorisme yang dapat memecah belah bangsa dan menimbulkan konflik serta merugikan banyak orang.