14 tahun mengawal pemberdayaan perempuan dalam konteks perdamaian bukanlah waktu yang sebentar. Sebagai organisasi non-profit yang memfokuskan pada perempuan dan perdamaian, The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia, telah menjadi pioner pendidikan perdamaian untuk perempuan di akar rumput, melakukan pengorganisasian komunitas melalui kelompok perempuan dan melakukan advokasi nasional dan internasional terkait dengan Perempuan, Perdamaian dan Keamanan.
Hasilnya adalah model-model pembelajaran untuk kebijakan dan program terkait dengan pemberdayaan perempuan dalam konteks pembangunan perdamaiaan. Pertama, Model Transformasi Konflik oleh Perempuan yaitu sebuah formula transformasi konflik yang diinisiasi pendekatan gabungan antara pendidikan perdamaian akar rumput dengan pengorganisasian yang bisa menstimulasi perubahan masyarakat lebih cepat. Kedua, Model Transformasi Sosial oleh Perempuan, yaitu sebuah model perubahan masyarakat yang dimotori oleh kelompok perempuan yang terorganisir. Ketika perempuan berubah, kemudian dimulai dengan penguatan peran perempuan melalui pengorganisasian perempuan di komunitas, pengorganisasian masyarakat yang dimulai dengan melakukan pengorganisasian kelompok perempuan.
Ketiga, Model Pendidikan Perdamaian Perempuan Berbasis pada komunitas; dimana pembelajaran reguler setiap minggu selama minimal dua tahun merupakan pendekatan yang tepat untuk mencetak kader pemimpin perempuan yang handal. Keempat, linking lokal, nasional dan global merupakan pola kerja yang memiliki siklus terbaik, dimana pembelajaran dari masyarakat akar rumput menjadi feeding advokasi nasional dan internasional, kemudian kembali ke basis.
Dari NGO Ke Gerakan:
Tantangan yang dihadapi oleh AMAN Indonesia secara internal adalah bongkar pasang staf dan kesulitan mendapatkan staf harian yang memiliki ketahanan dan daya survive dalam upaya pencapaian cita-cita lembaga. Kedua, staf yang keluar dari struktur harian biasanya terputus begitu saja dan tidak memiliki mekanisme yang sehat untuk menyambungkan setiap inisiatif yang dibuat oleh alumni. Belum terkelolahnya alumni AMAN yang dari Indonesia untuk secara simultan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat muslim. Secara eksternal, bentuk NGO cenderung membuat lembaga fokus pada penyelesaian projek dan berjejaring pada sesama NGO untuk melakukan advokasi. Tetapi kurang mengkonsolidasi suara-suara se-visi diluar dari model NGO.
Beberapa keuntungan menjadi sebuah gerakan diantaranya adalah; Pertama, menjadi rumah bersama berbagai kekuatan se-visi, ini akan mempermudah kerja-kerja ke depan karena sumber-sumber pengetahuan dan keuangan tidak tersentral pada satu lembaga, tetapi di berbagai kekuatan se-visi. Kedua, Lebih mudah merawat dan menggerakkan alumni karena model-model partnership bisa ditentukan sesuai dengan karakter gerakan. Ketiga, Lebih mudah mengembangkan ruang kreatif dan inovatif. AMAN Indonesia bisa menyediakan ruang-ruang berpotensi untuk kader-kader muda Islam progresif yang ingin mengembangkan inovasi-inovasi baru.
Islam Progresif
Gerakan Islam progresif secara bebas bisa dimaknai sebagai pemahaman dan aksi-aksi sekelompok muslim yang menyuarakan pembelaan tentang hak-hak manusia, penghormatan terhadap perempuan, demokrasi, toleransi dan perdamaian, penerimaan seutuhnya pada perbedaan yang ada di muka bumi ini. AMAN Indonesia merumuskan tiga ciri Islam progresif yaitu ramah pada perempuan, pembelaan pada minoritas dan menjadi rumah perjumpaan bagi berbagai suara-suara progresif.
Ramah terhadap perempuan yaitu mempercayai bahwa ajaran Islam terkait dengan anti kekerasan, keadilan, kesetaraan, toleransi juga berlaku untuk semua manusia, termasuk perempuan. Turunnya Islam menjawab secara tuntas bahwa perempuan adalah manusia yang harus dihormati dan diletakkan sama derajatnya dengan kaum laki-laki telah ditulis di dalam Al-Quran dan Hadist Nabi. Misalnya saja Dari tradisi Arab dimana perempuan diwariskan menjadi perempuan mendapatkan waris, dari penguburan anak mengakui bahwa Islam sangat mendukung hak-hak perempuan. Dengan demikian tidak ada lagi pertanyaan apakah hak-hak perempuan ada dalam Islam?
Pembelaan pada kelompok minoritas artinya bahwa ajaran Islam rahmatan lil’alamin mengandung konsekuensi penerimaan utuh pada semua yang berbeda. Seperti yang dikatakan Tuhan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13 bahwa Tuhan dengan sengaja menciptakan perbedaan di dunia ini dengan berbangsa-bangsa, bersuku-suku dan berbeda agama, agar kita semua bisa belajar satu dengan yang lainnya. Ini artinya bahwa segala bentuk perbedaan harus dianggap anugerah dan sudah seharusnya diterima dan dirayakan. Olehkarenanya, segala bentuk intervensi manusia yang berniat untuk menghilangkan perbedaan harus dilawan.
Rumah berjumpaan bagi suara-suara progresif adalah komitmen menyakini bahwa suara-suara yang berasosiasi dengan Islam progresif jumlahnya tidak sedikit dan tak terkonsolidasi. Ini sebabnya mengapa perspektif konservatif terlihat cenderung lebih bersuara dibandingkan dengan perspektif progresif. Dengan memposisikan sebagai rumah perjumpaan berbagai suara-suara progresif, maka exchange dan upaya konsolidasi sesama suara progresif bisa dilakukan dengan lebih efektif