Sebagai organasisasi gerakan, AMAN menjalankan berbagai inisiatif untuk mendudukkan komitmen berbagai aktor kunci pembangunan baik pemerintah, CSO, organisasi keagamaan dan lembaga pembangunan internasional. Ada tiga cerita yang bisa kami bagikan dalam menginisiasi kolaborasi pemerintah dan sipil. Pertama, advokasi Rencana Aksi Nasional dan Daerah Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial (RAN/RAD P3AKS). Sejak disahkannya RAN P3AKS 2014-2019 (RAN pertama), AMAN terlibat bersama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) sebagai mitra strategis untuk memfasilitasi ‘localizing’ RAN menjadi RAD P3AKS di 15 provinsi yang rentan konflik. Peran yang dimainkan AMAN adalah memfasilitasi ruang-ruang untuk sosialisasi dan pertemuan konsolidasi yang melibatkan aktor kunci pemerintah dengan gerakan masyarakat sipil.
Cerita kedua, advokasi pengarusutamaan gender dalam P/CVE. Sejak 2017, AMAN bersama C-Save, Komnas Perempuan, DASPR, dan Yayasan Prasasti perdamaian, Aman menjalankan mandate sebagai Steering Committee Working Group on Women and P/CVE (WGWC). WGWC yang didirikan pada Juni 2017 ini menjadi platform untuk menjembatani komunikasi, koordinasi dan konsolidasi antara organisasi masyarakat sipil dengan pemerintah yang konsen pada kerja-kerja perempuan dan P/CVE. Tahun 2018 hingga kini, AMAN dipercaya sebagai secretariat atau hub untuk pengelolaan program WGWC bagi 24 mitranya. Dari refleksi kami, WGWC telah menunjukkan fondasi kolaborasi antar mitra terutama dalam mengkonsolidasikan pengetahuan dan pengalaman terkait perempuan dan P/CEV dan advokasi pengarusutamaan gender dalam kebijakan terkait P/CVE.
Cerita ketiga, di 2019, AMAN dipercaya sebagai mitra strategis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memperkuat kapasitas organisasi perempuan sebagai agen perdamaian untuk pencegahan ektresmisme. Program ini melibatkan kurang lebih 3200 perempuan pimpinan organisasi di 32 provinsi. AMAN dinilai sebagai rujukan penting soal perempuan dan Preventing and Countering Violent Extremism (P/CVE). Untuk memperkuat program, AMAN menggandeng aktivis perempuan dari organiasi yang konsen di isu perempuan dan P/CVE seperti Balay Syura, Serve Indonesia, dan Sekolah Perempuan Batu Malang.
Di samping menginisiasi sejumlah koalisi sipil dan pemerintah, AMAN juga terlibat dalam konsoldiasi gerakan perempuan dan kebebasan beragama dan berkeyakinan. Sejak 2014, AMAN menjadi salah satu Steering Committee Indonesia Beragam yang menaungi 147 organisasi yang menyuarakan agenda politik perempuan. AMAN fokus advokasi perempuan dan kebebasan beragama dan berkeyakinan. Salah satunya diwujudkan dengan konsistensi AMAN dalam advokasi hak-hak kelompok Syiah Sampang Madura yang ter-displace dengan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga yang bergerak di isu HAM, livelihood, pendidikan dan psiko-sosial. Selama 2019 AMAN juga terlibat dalam advokasi Sustainable Developments Goal (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (terutama goal 16), RUU Perkawinan (batas usia perkawinan) dan mendorong pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.